Titanium Dioxide Indonesia dikenal dengan titanium (IV) oksida atau titania adalah oksida titanium alami, formula kimia TiO2 jika digunakan sebagai pigmen itu disebut titanium putih, pigmen white 6 (PW6) atau CI 77891 yang umumnya bersumber dari ilmenit, rutil, dan anatase
Titanium dioksida terjadi dialam sebagai mineral rutil, anatase, dan brookit yang terkenal dan tambahannya sebagai dua bentuk tekanan tinggi. Bentuk seperti badak dan bentuk otofoksi seperti a-PbO2 keduanya ditemukan baru-baru ini di kawah Ries di Bavaria.
Salah satunya dikenal sebagai akaogiite dan harus dianggap sebagai mineral yang sangat langka, hal ini terutama bersumber dari bijih ilmenit. Ini adalah bentuk paling luas dari bijih titanium dioksida diseluruh dunia. Rutile adalah yang paling melimpah berikutnya dan mengandung sekitar 98% titanium dioxide di bijih. Fase anatase dan brookite metastabil mengubah secara ireversibel ke fase rutil kesetimbangan saat memanaskan diatas suhu kisaran 600-800 C. Jika Anda mencari Premium Zirconium Sands bisa menghubungi kami.
Oksida merupakan bijih titanium yang penting secara komersial, logam juga bisa ditambang dari mineral lain seperti bijih ilmenit atau leucoxene atau salah satu bentuk paling murni pasir pantai ru til. Bintang safir dan rubi mendapatkan asterisme mereka dari kotoran rutile yang ada didalamnya.
Titanium dioksida ditemukan sebagai mineral pada batuan magmatic dan vena hidrotermal, serta pelek pelapis pada perovskite. TiO2 juga membentuk lamella pada mineral lainnya. garis spectral dari titanium oksida menonjol pada bintang kelas M, yang cukup dingin untuk memungkinkan molekul bahan kimia ini terbentuk.
Dijuluki sebagai superstar material, karena sangat banyak diteliti dan pengaplikasiannya sangat luas mulai dari cat, sel surya sampai dengan perangkap nyamuk. Titanium ini merupakan jenis material semikonduktor yang tidak terdapat dialam secara alami, namun harus diekstrak terlebih dahulu dari leuxocene dan dari bijih ilmenite
Modifikasi Titanium Dioxide Indonesia
- Rutile : mineral tetragonal yang sebagian besar kebiasaan primastik, struktur Kristal mengatur dalam kelompok ruang 136 yang sesuai dengan symbol Hermann Mauguin P42/mnm. [9] TiO2 rutil memiliki kerapatan 4,26 g/cm3. Nama rutile ini berasal dari bahasa latin rutilus – kemerahan, mengacu pada warna yang dihasilkan oleh kotoran besi.
- Anatase : membentuk Kristal tetragonal holoedrische (berarti kelompok yang sangat simetris dalam sistem kristal) di tetragonal sehingga 4/m 2/m 2/m. mengkristal dalam grup ruang 141, yaitu 141/amd.[9] anatase berubah secara ireversibel ke rutile pada 700 C, tergantung pada atmosfer dan ion asing kepadatan anatase adalah 3,88 g/cm3.
- Brookite : membentuk mineral ortorommbik dan mengkristal dalam ruang kelompok 61,Pbca. Melewati titik leleh di rutile dan memiliki kepadatan 4,12 g/cm3 secara teknis brookite itu tidak ada artinya.
- Riesit : merupakan modifikasi tekanan tinggi yang mengkristal dan dalam sistem Kristal monoklinik dengan grup ruang P2/c (space group no 13) pada tahun 2015 oleh Oliver Tschauner dan Chi Ma di Ries (Bavaria, Baden-Wurttemberg) menemukannya
Untuk bisa mendapatkan fase rutile dari titanium dioxide ini ilmenite FeTiO3 direduksi oleh grafit atau carbon didalam hydrogen pada suhu 510C. selain itu titanium dioksida ini bisa didapatkan dengan menggunakan proses sintetis seperti metode sol gel yang menggunakan larutan titanium alkoxides, metode hydrothermal, metode sonokimia, metode solvotermal, metode oksidasi langsung, metode microwave dan metode co precipitation.
Titanium dioksida ini merupakan semikonduktor oksida yang mempunyai stabilitas kimia yang baik dibawah sinar cahaya yang tampak, pita konduksi dari titanium dioksida ini juga sangat cocok untuk pewarna antosianin dimana hal ini dapat mempengaruhi electron dari molekul pewarna kedalam semikonduktor oksida yang merupakan hasil dari Titanium Dioxide Indonesia
